Cerpen N
Nasib Malang Sang Petualang
Sudah 2 tahun lamanya sejak peristiwa tidak diinginkan itu terjadi. Hidupku menjadi tidak enak. Mengajak Ariela berpetualang ke tempat yang indah tapi penuh misteri dan bahaya itu memang hal yang sangat bodoh. Tanpa melakukan inspeksi yang lebih dalam, tanpa memastikan ancaman yang ada, dan tertipu oleh tulisan yang ada. Rasanya insting petualangku hilang.
Mengapa hanya Ariela yang terkena kutukan itu? Aku juga tidak tau. Yang terjadi hanyalah aku ditolak dari lingkaran ritual dan Ariela lah yang ditarik kedalamnya. Padahal Ariela sudah menegurku untuk tidak berdiri di atas lingkaran itu.
Setelah kejadian itu, sebagian tubuh Ariela menjadi hitam, pola pikirnya menjadi terganggu, ia telah berubah menjadi monster hitam yang bernama Dzil. Untung saja Ariela itu orang yang baik dan tidak berpikiran buruk sehingga kutukan itu tidak bisa membuatnya menjadi pembuat kehancuran. Tetapi, tetap saja ia tidak secermerlang dulu lagi, karena kutukan itu telah membuat pikirannya tercemar. Maka dari itu, aku mencari cara untuk menghilangkan kutukan itu.
Tetapi selama 2 tahun belakangan ini, aku tidak bisa menemukan cara menghilangkan kutukannya. Ditambah lagi dengan menghilangnya keponakanku. Aku pun mulai tertekan dan stress. Ariela melihat keadaanku dan dengan kekuatan yang ia miliki ia berkata
"Sudahlah Don, mungkin tidak ada obat untuk kutukan ini. Lebih baik kamu mencari keponakanmu saja atau melakukan hal yang lain yang kamu. Sudah 2 tahun bukan kau tidak bepetualang?"
Mendengar itu aku menjawab dengan nada tinggi,"Terus aku biarkan kamu seperti itu saja? Bagaimana kau ini. Kita tidak tau banyak tentang kutukan ini. Bisa saja engkau akan mengamuk dan menghancurkan dunia. Bahkan mungkin kutukan ini akan membunuhmu. Aku tidak ingin orang yang aku cintai mati karena hal bodoh yang aku lakukan."
Ariela langsung memelukku dengan erat dan berkata, "Jika aku mengamuk, aku berharap kau akan menghentikanku. Jika aku mati, aku berharap kau akan tabah menanggapinya. Karena aku juga mencintaimu. Maafkan aku ya"
Mendengar itu aku merasa sedikit tidak enak. Aku pun juga meminta maaf.
Dua bulan setelah perbincangan itu terjadi, ada orang yang datang ke kediamanku. Ia terlihat sama saja seperti manusia lainnya tetapi ada perasaan berbeda yang memancar dari dalam dirinya. Aku pun menerimanya dan melakukan sedikit perbincangan. Aku yang memulai dengan berkata.
"Maaf tuan, ada apa yang bisa saya bantu?"
Dia menjawab, "sepertinya bukan kau yang bisa membantuku, tapi aku yang bisa membantu mu." mendengar itu aku langsung heran dan bertanya, "Apa maksudmu?" Ia menjawab dengan tersenyum "aku tau wanita yang engkau cintai telah menjadi Dzil." Mendengar itu, aku pun segera memotong pembicaraan, "Bagaimana engkau bisa tau?" ia menjawab "Aku bisa merasakannya. Aku juga bisa menyembuhkannya jika engkau memperbolehkan." Aku tidak bisa mempercayainya dengan mudah.
Aku meminta bukti, dia pun mengundangku ke lab. Dia membuka portal dengan semacam tembakan langsung ke labnya dan kami memasuki portal itu. Aku melihat beberapa tubuh disana. Aku cermati tubuh yang ada di ruangan itu satu persatu. Dia menunjukkan seorang Dzil yang sedang di dalam tabung. Dengan satu tombol Dzil itu telah berubah menjadi normal.
Dia berkata "Maaf ya, aku hanya bisa memberikan satu contoh karena tidak banyak orang yang menjadi Dzil. Bahkan orang ini terkutuk 21 tahun yang lalu." Melihat itu dan ditambah lagi dengan mendengar kata-kata itu, aku langsung tercengang dan tidak bisa berkata-kata. Ia melanjutkan, "Jadi, apakah engkau mau?" aku mengangguk. Dia tersenyum dan berkata, "baiklah, bawalah dia 3 hari lagi. Aku harus membuat beberapa persiapa terlebih dahulu." Dia kemudian membukakan portal untuk kembali ke kediamanku.
Sesaat sebelum aku memasuki portal itu, aku melihat sosok yang tidak asing. YA, ITU KEPONAKANKU. Aku langsung spontan mengambil senjata yang membukakan portak itu dan mengarahkannya kepada prua itu dan berkata dengan amarah, "Apa maksud dari ini? Mengapa keponakanku ada di sini?" ia menjawab dengan sedikit terkejut, "Oh, itu keponakanmu? Maaf ya, keponakanmu sangat cocok menjadi bahan ciptaan terbaikku.
Kekuatannya langsung meningkat dan aku rasa jika aku berkelahi dengannya sekarang, aku hanya akan mati sia-sia. Aku memasuki portal dan menutupnya dengan membawa senjatanya ini. Aku tenangkan diriku ingin mengatakan ini kepada Ariela.
Sayang sekali, saat aku datang Ariela sudah tiada. Ia sudah mati tertelan kutukan itu. Aku pun menjerit dengan sangat keras dang mengeluarkan air mata yang lebat. Aku tembakkan senjata itu sehingga rumahku serta hutan yang ada di dekat rumahku hancur. Aku sudah tidak peduli lagi. Tujuanku sekarang hanya menjadi lebih kuat untuk mengambil kembali keponakanku dan menghancurkan tempat yang telah mengutuk Ariealaku.
Tetapi selama 2 tahun belakangan ini, aku tidak bisa menemukan cara menghilangkan kutukannya. Ditambah lagi dengan menghilangnya keponakanku. Aku pun mulai tertekan dan stress. Ariela melihat keadaanku dan dengan kekuatan yang ia miliki ia berkata
"Sudahlah Don, mungkin tidak ada obat untuk kutukan ini. Lebih baik kamu mencari keponakanmu saja atau melakukan hal yang lain yang kamu. Sudah 2 tahun bukan kau tidak bepetualang?"
Mendengar itu aku menjawab dengan nada tinggi,"Terus aku biarkan kamu seperti itu saja? Bagaimana kau ini. Kita tidak tau banyak tentang kutukan ini. Bisa saja engkau akan mengamuk dan menghancurkan dunia. Bahkan mungkin kutukan ini akan membunuhmu. Aku tidak ingin orang yang aku cintai mati karena hal bodoh yang aku lakukan."
Ariela langsung memelukku dengan erat dan berkata, "Jika aku mengamuk, aku berharap kau akan menghentikanku. Jika aku mati, aku berharap kau akan tabah menanggapinya. Karena aku juga mencintaimu. Maafkan aku ya"
Mendengar itu aku merasa sedikit tidak enak. Aku pun juga meminta maaf.
Dua bulan setelah perbincangan itu terjadi, ada orang yang datang ke kediamanku. Ia terlihat sama saja seperti manusia lainnya tetapi ada perasaan berbeda yang memancar dari dalam dirinya. Aku pun menerimanya dan melakukan sedikit perbincangan. Aku yang memulai dengan berkata.
"Maaf tuan, ada apa yang bisa saya bantu?"
Dia menjawab, "sepertinya bukan kau yang bisa membantuku, tapi aku yang bisa membantu mu." mendengar itu aku langsung heran dan bertanya, "Apa maksudmu?" Ia menjawab dengan tersenyum "aku tau wanita yang engkau cintai telah menjadi Dzil." Mendengar itu, aku pun segera memotong pembicaraan, "Bagaimana engkau bisa tau?" ia menjawab "Aku bisa merasakannya. Aku juga bisa menyembuhkannya jika engkau memperbolehkan." Aku tidak bisa mempercayainya dengan mudah.
Aku meminta bukti, dia pun mengundangku ke lab. Dia membuka portal dengan semacam tembakan langsung ke labnya dan kami memasuki portal itu. Aku melihat beberapa tubuh disana. Aku cermati tubuh yang ada di ruangan itu satu persatu. Dia menunjukkan seorang Dzil yang sedang di dalam tabung. Dengan satu tombol Dzil itu telah berubah menjadi normal.
Dia berkata "Maaf ya, aku hanya bisa memberikan satu contoh karena tidak banyak orang yang menjadi Dzil. Bahkan orang ini terkutuk 21 tahun yang lalu." Melihat itu dan ditambah lagi dengan mendengar kata-kata itu, aku langsung tercengang dan tidak bisa berkata-kata. Ia melanjutkan, "Jadi, apakah engkau mau?" aku mengangguk. Dia tersenyum dan berkata, "baiklah, bawalah dia 3 hari lagi. Aku harus membuat beberapa persiapa terlebih dahulu." Dia kemudian membukakan portal untuk kembali ke kediamanku.
Sesaat sebelum aku memasuki portal itu, aku melihat sosok yang tidak asing. YA, ITU KEPONAKANKU. Aku langsung spontan mengambil senjata yang membukakan portak itu dan mengarahkannya kepada prua itu dan berkata dengan amarah, "Apa maksud dari ini? Mengapa keponakanku ada di sini?" ia menjawab dengan sedikit terkejut, "Oh, itu keponakanmu? Maaf ya, keponakanmu sangat cocok menjadi bahan ciptaan terbaikku.
Kekuatannya langsung meningkat dan aku rasa jika aku berkelahi dengannya sekarang, aku hanya akan mati sia-sia. Aku memasuki portal dan menutupnya dengan membawa senjatanya ini. Aku tenangkan diriku ingin mengatakan ini kepada Ariela.
Sayang sekali, saat aku datang Ariela sudah tiada. Ia sudah mati tertelan kutukan itu. Aku pun menjerit dengan sangat keras dang mengeluarkan air mata yang lebat. Aku tembakkan senjata itu sehingga rumahku serta hutan yang ada di dekat rumahku hancur. Aku sudah tidak peduli lagi. Tujuanku sekarang hanya menjadi lebih kuat untuk mengambil kembali keponakanku dan menghancurkan tempat yang telah mengutuk Ariealaku.
Komentar
Posting Komentar